Beruang Menyerang Orang Berburu Anjing Laut
Mansur suka mengendarai truk, bermain bersama para pilot, dan bahkan masuk ke dalam kokpit “menerbangkan” pesawat — dan dia seekor beruang.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Selain di wilayah Arktik, beruang kutub juga ditemukan di Alaska, Kanada, Rusia, Greenland, dan beberapa pulau utara Norwegia. (Foto: Britannica)
- Beruang kutub alias beruang es dikenal sebagai hewan karnivora terkuat. Hobinya pun ekstrem, yaitu makan anjing laut. Beruang kutub atau Ursus maritimus berada di famili Ursidae yang sering ditemukan di wilayah Arktik.
Selain di wilayah Arktik, beruang kutub juga bisa tinggal di Alaska, Kanada, Rusia, Greenland, dan beberapa pulau utara Norwegia seperti Svalbard.
Beruang kutub memiliki tubuh yang kekar, leher panjang, kepala yang relatif kecil, telinga pendek membulat, dan ekor yang pendek. Besar beruang kutub bisa mencapai 410 - 720 kilogram dengan tinggi sekitar 1,6 meter.
Jebakan dan umpan beruang (termasuk vodka)
Shchemitsa, perangkap beruang yang terbuat dari batang-batang kayu
Orang Rusia membuat perangkap beruang yang terbuat dari batang kayu dan tiang. Salah satunya, yang disebut schemitsa ‘pemeras’, pernah dijelaskan dalam surat kabar Olonets di Karelia pada 1885. Pada dasarnya, perangkap ini terdiri atas dua batang kayu berat yang jatuh di atas kaki beruang saat dia mencoba mengambil sepotong daging busuk yang tersisa sebagai umpan. Setelah batang kayu jatuh, beruang terperangkap dan akan mati kelaparan jika jebakan dibiarkan begitu saja. Jika tidak, ia akan dibunuh oleh para pemburu yang menunggu di dekatnya.
Tentu saja, beruang juga bisa terperangkap di lubang yang digali di tanah, dengan turus-turus kayu di dasarnya. Lubang semacam itu ditutup dengan dedaunan dan semak belukar dan digali di tempat beruang mencari makan sebelum hibernasi musim dingin.
Menjebak beruang di parit.
Bangkai sapi atau babi (atau potongan kepalanya) juga bisa digunakan sebagai umpan beruang. Umpan yang diikat pada pohon jauh di dalam hutan akan menarik beruang yang mondar-mandir mencari makan kala senja dan menggerogotinya. Ketika beruang sedang asyik memakan umpan, para pemburu akan menyerangnya dari tempat perlindungan. Anehnya, alkohol juga dapat digunakan sebagai jebakan. Jika beruang terlalu berat dan mengancam, para pemburu cukup meninggalkan seember vodka di dekat umpan sehingga beruang akan meminumnya setelah dia makan dan kemudian tertidur. Dalam kondisi itu, beruang menjadi mangsa empuk bagi para pemburu.
Yang sebaiknya tak disebutkan
“Pemburu menusuk beruang, sementara anjing menggigitnya”, gambar rakyat Rusia.
Orang Rusia selalu terpesona dengan beruang, dan menjinakkan beruang merupakan seni kuno di antara skomorokh (kelompok penyanyi) Rusia. Sementara itu, keberhasilan berburu beruang merupakan “kenaikan level” yang amat penting bagi tiap pemburu dan juga membawa konotasi mistis karena hewan itu dianggap sebagai “penguasa hutan”. Karena binatang itu amat menakutkan, ada takhayul yang melarang memanggilnya dengan nama aslinya, ber, dalam bahasa Rusia Kuno. Karena itu, selain medved ‘yang tahu madu’, di Rusia, beruang juga biasa dijuluki Master.
Memburu beruang Rusia tentu dapat berakibat fatal. Beruang cokelat dewasa dapat memiliki berat hingga 400 kilogram. Ia bisa berlari secepat kuda dan melakukan lompat jauh. Penglihatan beruang tidak terlalu bagus, tetapi pendengaran dan penciumannya sempurna. Ketika beruang terbangun dari hibernasi, ketakutan, atau terluka, ia menjadi sangat berbahaya. Jadi, sekalipun perburuan gagal dan para pemburu tak dapat menjatuhkan beruang yang terbangun atau terluka dengan segara, dan binatang itu lari ke hutan, para pemburu harus mengatur penyerbuan. Beruang yang marah karena diganggu dan terluka bisa sangat berbahaya jika lari ke sebuah desa.
Bagaimanapun, menyerang beruang bukanlah perkara mudah. Tengkoraknya yang berbentuk kerucut memiliki tulang yang tebal. Jadi, para pemburu Rusia tahu betul bahwa menembak kepala beruang tak dapat melukai binatang buas itu: sebagian besar peluru memeleset ke sisi tengkorak dan tidak menyebabkan luka serius. Jadi, para pemburu biasanya mengincar jantung binatang itu.
Pemakan Anjing Laut
Beruang kutub menjadikan anjing laut sebagai makanan utamanya. Beruang kutub sangat menyukai anjing laut bercincin dan juga anjing laut berjanggut. Beruang kutub akan menunggu anjing laut ke permukaan untuk bernapas dan akan menggigit serta menariknya ke daratan untuk dimakan. Beruang kutub juga seringkali memakan bayi anjing laut yang berada di sarangnya. Selain itu, beruang kutub akan memakan segalanya apabila anjing laut tidak ditemukan, seperti walrus dan paus.
Organisasi IUCN mengklasifikasikan beruang kutub sebagai spesies yang rentan terhadap
. Ancaman terbesar beruang kutub adalah adanya pengaruh
yang terus mengurangi cakupan es laut Arktik. Selain itu, kurangnya makanan yang membuat peningkatan kelaparan dan penurunan keberhasilan perkawinan beruang kutub.
Sabtu, 19 Juni 2021 09:34 WIB
Charles Francis Hall/Library of Congress
Nationalgeographic.co.id—Pernahkah Anda melihat hewan yang menggunakan alat untuk berburu? Fenomena ini jarang sekali terlihat di alam liar. Kebanyakan hewan menggunakan insting dan raganya untuk mencari ataupun mengejar makanannya di rimba sana.
Salah satu folklor paling fantastis dari fenomena ini datang dari orang Inuit di Amerika Utara. Konon, beruang kutub (Ursus maritimus) di sana sering menggunakan bongkahan batu ataupun es untuk berburu singa laut (Odobenus rosmarus).
Laporan pertama mengenai folklor ini dicatat oleh Otto Fabricius, misonaris dan penjelajah asal Denmark, pada tahun 1780. Menurutnya, kabar burung ini santer terdengar di kalangan para penjelajah Eropa yang berkelana bersama pemandu Inuit mereka. Akan tetapi, kurangnya bukti sahih membuat beberapa ilmuwan menganggapnya sebagai mitos lokal belaka.
Namun belakangan ini, para ilmuwan meninjau kembali cerita tersebut. Pasalnya, banyak laporan yang terus bermunculan terkait kemampuan beruang kutub dalam menggunakan alat berburu. Seperti dilansir dari Science News, salah satu laporan menarik muncul dari sebuah Kebun Binatang Tennoji di Osaka, Jepang. GoGo, seekor beruang kutub jantan berusia lima tahun, dipotret saat menggunakan beragam perkakas untuk menggapai makanannya.
Penemuan ini, ditambah dengan berbagai laporan baru dari pemburu Inuit, menambah rasa penasaran peneliti untuk mendalami "mitos" tadi. "Berdasarkan pengalaman saya, apa pun yang dikatakan pemburu Inuit senior menjadi sesuatu yang menarik untuk didengar, dan kemungkinan besar memang benar adanya," kata Ian Stirling kepada Science News. Stirling merupakan salah satu biolog spesialis beruang kutub terkemuka, yang sekaligus menjadi pemimpin penelitian ini. Hasil penelitian ini kemudian dipublikasikan ke dalam jurnal Arctic edisi Juni 2021. Tajuknya, Do Wild Polar Bears Use Tools When Hunting Walruses?
Dalam jurnal tersebut, Stirling dan rekan-rekannya mengulas sejumlah observasi dari orang Inuit dan peneliti lain terhadap perilaku ini. Dari sana, mereka menemukan berbagai alasan yang dapat membuktikan perilaku berburu yang unik ini.
Baca Juga: Lubang di Tengkorak Beruang Gua, Bukti Tradisi Berburu Zaman Es
Hiroyuki Ueba/Tennoji Zoological Gardens
GoGo, seekor beruang kutub jantan berusia lima tahun, difoto saat menggunakan berbagai alat untuk menggapai makanannya. Perilaku ini menjadi motivasi peneliti untuk meneliti perilaku berburu beruang kutub di alam liar.
Menurut Stirling, setiap laporan terkait perilaku berburu kutub memiliki satu kesamaan. Perilaku penggunaan batu dan es hanya digunakan beruang kutub untuk berburu singa laut.
"Ukuran tubuh singa laut bisa mencapai tiga kali lebih besar dari pada beruang kutub," tulis Stirling, "dan kulit mereka bisa mencapai ketebalan hingga 2-4 cm di kepala dan leher." Faktor-faktor inilah yang menyebabkan beruang kutub kesulitan untuk membunuh mangsanya dengan tangan kosong.
Belum lagi dengan kemampuan singa laut untuk membela diri dengan taringnya. Tidak jarang beruang kutub terkena luka yang cukup parah jika menghadapi singa laut secara langsung.
Baca Juga: Beruang Gobi, Subspesies Beruang Satu-satunya yang Hidup di Gurun
The Polar Bear Programme Russia
Beruang kutub yang siap bertarung dengan singa laut. Ketebalan kulit kepala dan leher singa laut mencapai 2-4 sentimeter, membuatnya sulit ditembus cakar dan gigi beruang kutub.
Oleh karena itu, Stirling memperkirakan bahwa kondisi ini membuat para beruang kutub memutar otak. Inilah yang membuat sejumlah kutub menggunakan cara-cara inovatif untuk membunuh singa laut, yaitu dengan menghantam kepalanya dengan balok batu atau es besar.
Kreativitas ini tidak hanya ditemukan di kalangan beruang kutub saja. Stirling dan rekan-rekannya juga menemukan perilaku ini di beruang cokelat (Ursus arctos), kerabat terdekat dari beruang kutub. Dalam suatu eksperimen, sejumlah beruang cokelat mampu menggunakan gelondongan kayu untuk menggapai makanan yang diletakkan di tempat yang tinggi.
"Para beruang dikenal cerdas karena otaknya yang besar, yang terbukti dari kemampuannya dalam menyusun strategi berburu," tutur Stirling dalam jurnalnya.
Meskipun demikian, Stirling mengakui bahwa studi terhadap kemampuan kognisi beruang masih sangat sedikit. "Akan tetapi, kami mempunyai banyak informasi dari observasi alam liar yang membuktikan bahwa mereka benar-benar cerdas," ujar Stirling kepada Science News.
Baca Juga: Apakah Manusia Bisa Melakukan Hibernasi Seperti Beruang?
Varuna, Dewa Langit dan Lautan yang 'Ambigu' dalam Tradisi Hindu Kuno
Lima cara memburu beruang ala orang Rusia
Pesta berburu beruang
Jauh sebelum para pemburu Rusia mengenal senjata api, mereka telah menemukan cara untuk menjatuhkan sang Master menggunakan senjata tajam, tombak, dan jebakan. Namun, sebelum berburu beruang, para pria harus mengikuti tradisi tertentu. Sebelum perburuan, siapa pun yang ikut harus mandi. Mereka juga pantang berhubungan seks. Semua ini dilakukan untuk meminimalisasi bau badan sehingga beruang, yang memiliki indra penciuman yang baik, tak menyadari kehadiran manusia. Para pemburu bahkan menyimpan pakaian mereka selama semalam di dalam karung berisi ranting-ranting pinus dan pohon cemara agar beraroma seperti hutan.
Rogatina (berasal dari kata rog yang berarti ‘tanduk’ dalam bahasa Rusia) adalah tombak khusus pemburu beruang. Tombak ini berukuran pendek dengan batang yang berat. Bagian terpenting adalah bilahnya yang lebar dan bermata dua seperti daun dengan panjang 20 sampai 60 sentimeter dan lebar sampai tujuh sentimeter. Bilah ini dapat meninggalkan luka lebar dan mengeluarkan darah sebanyak mungkin.
Rogatina biasanya digunakan untuk menjaga jarak sementara pemburu lain menjatuhkannya dengan tombak. Bagaimanapun, ini adalah cara paling berbahaya untuk berburu beruang yang hanya bisa dilakukan oleh pemburu paling terampil.
Berburu beruang dengan senjata api
Perburuan beruang abad ke-20
Tentu saja, dalam setiap kasus sebelumnya, senjata api dapat digunakan untuk membunuh beruang yang terjebak atau sedang memakan gandum. Namun, cara berburu beruang yang paling rumit (selain dengan rogatina) di alam luar adalah dengan menggunakan senapan.
Pemburu bergerak melalui hutan melintasi wilayah beruang. Ketika dia menemukan hewan tersebut, dia harus mendekatinya sedekat mungkin dan membuat tembakan akurat ke arahnya. Si pemburu harus bergerak diam-diam. Jika terdengar retakan ranting di hutan, seekor beruang dapat mengetahui siapa yang melakukannya: kaki manusia atau cakar hewan lain. Ia pun akan segera bereaksi.
Seekor beruang cokelat muda di alam liar
Seorang pemburu Rusia suatu kali menceritakan kisah perburuan beruang yang berakhir fatal. Temannya, Andrei, melihat seekor beruang dengan bobot kira-kira mencapai 150 kilogram tengah memakan buah-buahan di hutan. Jarak Andrei dan beruang itu sekitar 30—40 meter. Setelah menunggu binatang itu mendekat, Andrei menembakkan peluru ke area jantung. “Bahkan pada saat tembakan, dia tahu ada yang tidak beres. Beruang itu hanya meraung dengan keras, langsung berbalik, dan menyerbu ke arah pemburu. Sedetik kemudian Andrei dirobohkan oleh kekuatan cakar beruang.”
Untunglah, sang pemburu berhasil bertahan dengan berpura-pura mati. Beruang biasanya tidak langsung memakan mangsanya, tetapi menyembunyikannya di bawah daun agar sedikit membusuk. Setelah beruang itu menutupi Andrey dengan dedaunan dan semak belukar dan pergi, pemburu yang terluka itu berhasil merangkak keluar dan melarikan diri. “Tiga tulang rusuk yang patah, paha yang robek, dan punggung yang terkoyak adalah hasil perburuan ini,” kata sang pemburu menyimpulkan. Dia nyaris mati. Jadi, pertarungan melawan penguasa hutan terkadang bisa berakhir dengan kemenangan sang Master.
Berburu di ladang gandum
Model rumah pohon pemburu beruang
Nikolay Maksimovich (CC BY 3.0)
Sebelum hibernasi, saat musim gugur tiba, beruang ingin menambah berat badan. Mereka menyukai gandum, dan sering datang ke ladang untuk makan biji-bijian yang lezat. Beruang dapat diburu saat melakukan aktivitas ini, tetapi pemburu tidak boleh hadir di ladang, atau dialah yang malah menjadi mangsa si beruang.
Untuk memburu beruang di ladang gandum, seorang pemburu harus membangun semacam rumah pohon kecil. Di situlah ia bisa menunggu dan mengamati beruang yang sedang memakan biji-bijan. Rumah pohon itu harus lebih tinggi dari lima meter di atas tanah, dan si pemburu sama sekali tak boleh bersuara dan, yang terpenting, tidak berbau. Pemburu berpengalaman tidak mencukur selama berminggu-minggu sebelum berburu beruang, mereka tidak merokok, tidak minum alkohol, dan tidak menggunakan deodoran apa pun. Pakaian dan sepatu yang mereka gunakan memiliki cukup lubang untuk pertukaran udara sehingga menghilangkan segala jenis bau.
Seorang pemburu harus menunggu di rumah pohonnya sampai beruang itu cukup dekat untuk melepaskan tembakan yang akurat, membidik tepat ke jantungnya. Bagaimanapun, si pemburu harus memeriksa apakah binatang itu benar-benar sudah mati sebelum mendekati tubuhnya. Beruang adalah hewan yang pintar dan licik. Beruang yang terluka bahkan dapat pura-pura berbaring dan menunggu untuk menyerang pemburu yang ceroboh.
Berikut fakta lain dari beruang kutub dirangkum dari berbagai sumber:
Kulit Berwarna Hitam
Beruang kutub memiliki kulit berwarna hitam. Warna asli beruang kutub dapat dilihat dari warna hidungnya yang berwarna hitam. Beruang kutub juga memiliki warna bulu transparan, sehingga warna putih dilihat sebagai pantulan salju yang dapat membuat beruang kutub berkamuflase di sekitar salju dan es.
Beruang kutub adalah perenang yang sangat kuat. Beruang kutub bisa berenang karena memiliki cakar depan yang besar dan sedikit berselaput, sehingga digunakan untuk mengayuh. Bahkan, beberapa beruang kutub terlihat berenang ratusan mil dari daratan.
Karnivora Terbesar dan Terkuat
Beruang kutub termasuk hewan karnivora terbesar dan terkuat di darat. Beruang kutub tidak memiliki predator alami dan tidak memiliki rasa takut terhadap manusia. Hal ini yang menjadikan beruang kutub sebagai hewan yang sangat berbahaya.